Skip to content

HADIS KE-4 ARBAIN

LUAS DAN DETAILNYA ILMU ALLAH
Oleh Dr. Rachmat Soji, Lc., M.A.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ الـْمَصْدُوْقُ: (إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمَاً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الـْمَلَكُ فَيَنفُخُ فِيْهِ الرٌّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَالله الَّذِيْ لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلاذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَايَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا). (متفق عليه)

Dari Abdullah bin Mas’ud: …Sesungguhnya seseorang dari kalian semua dikumpulkan dalam perut ibunya empat puluh hari dalam bentuk sperma, lalu begitu pula dalam bentuk segumpal darah, lalu begitu pula dalam bentuk sepotong daging, kemudian diutuslah kepadanya malaikat, lalu meniupkan ruh, dan diperintahkan untuk menuliskan empat kalimat; menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan bahagia atau celakanya. Demi Dzat yaang tiada Tuhan selain Ia, sesungguhnya seseorang diantara kalian yang mengerajakan pekerjaan-pekerjaan ahli surga, sehingga antara dia dan surga tinggal sehasta lagi, lalu telah didahului oleh tulisan, maka ia mengerjakan pekerjaan ahli neraka, lalu ia akan memasukinya. Dan sesungguhnya seseorang diantara kalian yang mengerjakan amal-amal ahli neraka, sampai antara dia dan neraka tinggal satu hasta lagi, lalu tulisan itu telah mendahuluinya, maka ia mengerjakan amal-amal ahli surga, lalu ia memasukinya (HR. Bukhari & Muslim)
1. Diantara Mukjizat Nabi adalah menginformasikan fase-fase penciptaan secara detail, beliau tidak bisa membaca dan menulis, tidak mungkin membaca dari buku-buku sebelumnya, maka ketika info seperti fase-fase penciptaan manusia ini sesuai dengan realitanya, berarti beliau mendapat info dari penciptnya, Allah, SWT..
2. Diantara hadis yang menjelaskan tentang takdir atau Qodho dan Qodar
Bahwa semuanya sudah diketahui dan tercatat rapih, hingga tidak ada yang terjadi secara mendadak dan tiba-tiba diluar pengetahuan Allah. Dalam Al-Quran Surat Al-Hadid: 22 dan surat At-Taghobun: 11. Al-hijr: 21. Diantara hadi syang berkaitan dengan hal ini adalah:


قَالَ عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ لِابْنِهِ: يَا بُنَيَّ، إِنَّكَ لَنْ تَجِدَ طَعْمَ حَقِيقَةِ الْإِيمَانِ حَتَّى تَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَمَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: ” إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ، فَقَالَ لَهُ: اكْتُبْ قَالَ: رَبِّ وَمَاذَا أَكْتُبُ؟ قَالَ: اكْتُبْ مَقَادِيرَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ ” يَا بُنَيَّ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ مَاتَ عَلَى غَيْرِ هَذَا فَلَيْسَ مِنِّي» (أبو داود)

Ubadah bin As-Shomit berkata kepada anaknya: wahai anaku, Sesungguhnya Engkau tidak akan merasakan hakikat iman (iman yang benar), sehingga engkau meyakini bahwa sesungguhnya apa saja yang menimpa mu buka sebuah kebetulan, dan yang tidak terjadi padamu bukan sesuatu yang akan terjadi. Aku pernah mendengar Rasulullah, SAW., bersabda: Sesungguhnya yang pertama kali Allah ciptakan adalah pena. Ia berfirman padanya: tulislah, pena berkata: apa yang aku harus tulis? Allah berfitman: tulislah ukuran/takdir segala sesuatu samapai hari kiamat. Wahai anaku beliau bersabda: Siapa yang mati tidak meyakini ini, maka bukan bagian dariku. (HR. Abu Daud)


عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ , قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا فَقَالَ: ” يَا غُلَامُ , إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ , احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ , احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ , وَإِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ , وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ , وَأَعْلَمْ أَنَّ الْأُمَمَ لَوِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ , وَلَوِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ , جَفَّتِ الصُّحُفُ , وَرُفِعَتِ الْأَقْلَامُ، أَوْ قَالَ: الْأَقْلَامُ وَرُفِعَتِ الصُّحُفُ “(البيهقي)

Dari Abdullah bin Abbas, RA., ia berkata: pada suatu hari aku pernah berjalan di belakang Nabi, SAW., lalu beliau bersabda: wahai anak muda, sungguh aku ingin mengajarkan beberapa kalimat padamu; jagalah Allah, niscaya Allah akan selalu berada didepanmu, kalau kamu memohon, mohonlah kepada Allah, dan jika kamu meminta perlindungan, mintalah keapda Allah. Yakinlah, sesungguhnya seandainya semua umat bersepakat berkumpul untuk member kebaikan padamu, pasti mereka tidak bisa memberikan apa-apa kecuali yang sudah ALalh tuliskan untukmu. Dan seandainya mereka berkumpul untuk membahayakanmu, niscaya tmereka tidak bis amembahayakanmu, kecuali dengan sesuatu yang Allah tuliskan untuk mu. Lembaran sudah kering dan pena sudah diangkat. (HR.Baihaqi)

3. Luas dan pastinya ilmu Allah dan dalam menyikapi hal ini cukup dengan mengikuti segala perintah dan ajaran Allah, dan jangan mempertanyakan takdir atau menjadikannya sebagai bahan pembenaran dosa. Perhatikan firman Allah dalam surat Al-An’am: 59 dan ayat 148. Kesalah fahaman mengenai takdir telah melahirkan dua kelompok ekstrim; Qodariyah; dan Jabbariyah. Keduanya bukan Ahlussunnah wal Jama’ah. Karena salah memahami takdir. Qodariyah tidak meyakini takdir Allah, dan manusia bebas mutlak. Sedangkan Jabariyah meyakini tidak ada peran manusia. Yang benar sesuai akidah aswaja adalah:
– Allah mengetahui dan menciptakan semua yang terjadi dimuka bumi;
– Allah Maha adil semua takdirnya itu tidak memaksakan seseorang untuk masuk surga dan neraka, justeru ajaran islam untuk menguji apakah seseorang layak masuk surge tau neraka;
– Ber-Islam dengan mengamalkan syariatnya sesuai kemampuan masing-masing untuk mendapatkan surga adalah jalan yang benar sesuai janji Allah yang tidak mungkin diungkiri, demikian sebaliknya;
– Namun ketika kita berhasil melakukan kebaikan, maka harus ingat semua itu dengan fasilitas anurgah Allah. Sedangkan ketika berdosa harus ingat bahwa itu adalah kesalahan kita dalam menggunakan anugrahNya.
– Pengetahuan Allah tentang akhir manusia bukan berarti memaksakan seseorang untuk celaka.
– Demikian pula dalam masalah rizki, ajal, dan amal, atau yang lainya seperti jodoh. Tugas kita berusaha sesuai syariat Islam, agar mencari rizki, mengobati penyakit, dan memilih amal-amal baik. Tidak usah memikirkan tulisan kita apa, karena tidak mungkin diketahui. Kita hanya diperintahkan taat aturan, selain itu serahkan kepada Allah, Yang Maha Baik dan Bijakasana.
4. Tidak boleh bangga dengan amal sholeh sebelum betul-betul masuk surga, karena kita tidak tahu apakah bisa husnul khotimah? Dan seharusnya terus berjuang agar tidak terpedaya dan terperosok. Yang muslim bisa murtad, yang taat bisa targoda. Maka tetaplah waspada. Wallahu A’lam

This Post Has 0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top
WhatsApp WhatsApp us