Skip to content

3 AMALAN PENGANTAR AMPUNAN ALLAH

Dalam proses hidup manusiauntuk mencapai derajat keberagamaanyan maka pasti mengalmai luas ruasi,kadang-kadang kita menjadi orang yang benar,namun kadang- kadang kita menjadi orang yang salah,kadang-kadang kita menjadi orang yang baik,dan kadang-kadang pula kemudian kita melakukan hal yang buruk,demikanlah karakter manusia yang memang oleh Allah SWT di ciptakan satu makhluk yang khusus untuk menggoda manusia

ومن شاء فليؤمن ومن شاء فليكفر

Apkah kita mampu menahan godaan tersebut? ataukah kita tergoda oleh bujuk rayu setan.

Maka kemudian Rasulullah SAW  14 Abad yang lalu mengatakan

كل بني آدم خطاء وخير الخطائين التوابون

Setiap anak adam pasti senantiasa melakaukan kesalahan walaupun memang kadar kesalahan itupun beda,dan sebaik-baiknya orang yang melakakun kesalahan,adalah orang yang bertaubat kepada Allah SWT,maka untuk memunculkan gharizah attadayun,atau kecenderungan keberagamaan kita,maka kita perlu ada mekanisme perbaikan diri yang terus berkesimbug. itulah mengapa kemudian rasullah SAW mengajarkan kepada kita kalimat utama setelah melaksanakan shalat,adalah beristighafar kepada Allah SWT.  Setelah melaksanakan kebaikan saja kita di perintahkan oleh Allah SWT untuk beristighfar,apalagi setelah melaksanakan keburukan. Ini pertanda bahwa didalam diri kita ini perlu terus ada mekanisme perbaikan diri,sehingga kemudian kita menjadi orang-orang yang di inginkan Allah SWT. Rasullah SAW pun sebagai satu sosok yang di ma’fu/di maafakan oleh Allah SWT suatu waktu pernah mengatakan

“ وَاللهِ إَنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوبُ إِليهِ فِي اليَومِ أَكثَرَ مِنْ سَبعِينَ مَرَّةً “

Demi Allah kata rasul,aku beristighfar kepada Allah SWT setiap harinya tidak kurang dari 70 kali.kalau rasullah SAW saja memohon ampun setiap harinya tidak kurang dari 70 kali,lalu bagaimana dengan kita yang senantiasa melakukan kesalahan,maka seharusnya lebih dari itu yang harus kita lakukan.

Cara menjadi orang stabil dan mendapatkan ampunan Allah SWT :

  • Bertaubatlah sesering mungkin kepada Allah SWT

Sebagaimana yang terdapat pada surat At-Tahrim ayat 8, yang artinya “Bertaubatlah kepada Allah SWT dengan taubat yang sebenar-benarnya,mudah-mudahan Allah akan menghapuskan  kesalahan-kesalahanmu,dan memasukan kamu kedalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.padahal pada hari ketika Allah tidak mengecewakan nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya,sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka,sambil merka berkata Ya Allah sempurnakanlah cahaya kami untuk kami,dan ampunilah kami,sungguh engkau maha kuasa atas segala kekuatan”.

Ayat ini menggambarkan bahwa ketika kita bertaubat kepada Allah SWT ,kembali kepada Allah SWT, mengingat Allah SWT ketika melakukan sebuah kesalahan.maka kemudian dengan taubat yang sebenar-benarnya Allah SWT menghapus kesalahan kita dan mengampuni seluruh kesalahan-kesalahan kita,dengan syarat taubat yang dilakukan adalah taubatan nasuha.

  • Bertakwa kepada Allah SWT

Didalam surat Al Anfal ayat 29 Allah SWT berfirman
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَتَّقُوا اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّكُمْ فُرْقَانًا وَّيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْم
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Allah memiliki karunia yang besar.”
Telah kita ketahui bahwa takwa adalah berusaha untuk mencoba apa yang di perintahkan Allah SWT dan menjauhi segala larangan Allah SWT.
Hubungannya dengan datangnya maghfirah Allah adalah ketika kita bertakwa maka kemudian Allah memberikan rasa sensitifitas,daya berbeda,mana yang baik dan mana yang buruk.
Ketika kita dihadapkan dengan satu permasalhan,kemudian kita mampu menilai bahwa ini baik,maka saya harus melakukannya,baru demikian saja kemudian turunlah ampunan Allah SWT.
Namun ketika kita berhadapan dengan suatu permasalahan,kemudian kita menilai bahwa ini buruk dilarang oleh Allah SWT.baru memiliki daya sensitifitas berbeda saja maka maghfirah Allah SWT turun kepada kita.

  • Memaafkan orang lain

Dijelaskan pada surat An-Nur ayat 22 Suatu hari Abu Bakar Ash-shidiq merasa marah kepada saudaranya yang bernama mistoh,saudaranya ini adalah orang yang miskin,kehidupannya di bantu oleh Abu Bakar Ash-shidiq sebagai saudaranya,tetapi suatu waktu mistoh menghina dan memfitnah Aisyah putrinya,maka kemudian marahlah Abu bakar,dan berkata “sudah di bantu tapi berbuat perilaku buruk”,dan kemudian abu bakar ash shidiq mengatakan”dari mulai saat ini aku tidak akan membantu mistoh,dan kemudian dari kejadian iti turunlah surat An-nur ayat 22 yang artinya

“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada.”

 

sumber: Khutbah Juma’at 8 Oktober 2021(Ust Miftah Amir S.Pd.I MM)

This Post Has 0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top
WhatsApp WhatsApp us