Pasca keputusan Pembukaan SMA Kader Ulama, PP. Bina Insan Madani terus menggodok segala persiapannya. Diantaranya…
Cerpen (Cerita Pendek Kemerdekaan RI)
Hari Ulang Tahun Republik Indonesia
Seorang remaja bernama bayu yang menduduki jenjang pendidikan tingkat SMA kelas 1 IPA 1, sedang mengerjakan tugas pelajaran Bahasa Indonesia di dalam kelasnya. Bayu adalah murid terpintar dan terajin dalam kelasnya. Dia sering mengikuti Olimpiade yang di selenggarakan oleh Dinas, dan kerap mendapatkan satu kali kejuaraan tingkat Nasional. Dan karena hal itu, dia mendapatkan Beasiswa dari sekolahnya. Selain pintar, Bayu juga adalah anak yang aktif dalam banyak hal. Bayu sangat suka berolahraga. Bermain sepak bola dan bola basket adalah kesukaannya. Selain suka berolahraga, Bayu memiliki hobi membaca dan menulis.
Setelah mengerjakan tugas dari Bu Irma, guru Bahasa Indonesia, Bayu meregangkan tangannya yang terasa pegal, lalu menyerahkan tugasnya pada Bu Irma.
“Bu, sudah selesai !“ Ucap Bayu sambil menyerahkan tugasnya.
“Luar biasa ! Pertahankan kemampuanmu ya Bayu !“ Balas Bu Irma setelah mengkoreksi tugasnya yang tidak ada satu pun jawaban yang salah lalu Bu Irma menyerahkannya kembali pada Bayu.
“Baik Bu. Terima kasih !“ Ucap Bayu lalu kembali ke tempat duduknya.
“Anak-anak, sambil mengerjakan tugasnya. Ibu ingin mengumumkan tentang acara-acara pada hari ulang tahun republik Indonesia yang akan datang. Untuk acara yang akan diadakan tentunya ialah upacara, lalu ada pemberian materi dari Bapak Kepala Sekolah dan ada juga perlombaan. Untuk informasi lebih lengkapnya di tempel di majalah dinding sekolah.” Beritahu Bu Irma pada muridnya.
“Karena sebentar lagi bel akan berbunyi maka kumpulkan tugasnya sekarang !” Lanjut Bu Irma saat melihat Arlojinya.
Setelah bel berbunyi para murid bergegas untuk kembali ke rumah masing-masing.
“Bay, nanti kamu mau ikut lomba apa ?” Tanya Raka teman sebangku Bayu.
“LCC dan pidato mungkin. Kalau kamu mau ikut lomba apa ?”
“Kalau aku sih sudah pasti bakal ikut lomba puisi. Dari dulu kan aku memang sudah sering mengikuti lomba puisi” Jawab Raka.
Bayu mengangguk sebagai tanda mengiyakan.
. . .
Esoknya ketika di sekolah, para murid sedang berkerumun untuk melihat kertas pengumuman acara mendatang. Terdapat beberapa kertas yang mengumumkan tentang susunan acara, jenis-jenis perlombaan dan petugas upacara. Paskibra ? Batinnya, saat melihat namanya tertera sebagai pasukan pengibar bendera. Untungnya Bayu mahir dalam urusan baris berbaris.
“Wih !! Jadi Paskibra nih !” Kata Raka yang ntah memuji atau meledek.
“Iya ka.” Jawabnya sambil mengangguk.
Jadwal latihannya ialah setelah waktu pulang sekolah. Membuatnya terpaksa pulang lebih lambat dari biasanya.
Setelah waktu pulang sekolah, Bayu dan petugas lainnya mulai berlatih. Setelah 1 jam mereka berlatih, mereka berniat untuk kembali ke rumah masing- masing. Bayu sempat berkenalan dengan kakak kelasnya yang bernama Anzas, seorang Ketua OSIS dan juga petugas pemimpin upacara. Mereka saling bertukar cerita tentang kehidupannya masing-masing.
Sesampai dirumahnya dia mulai memikirkan tema untuk perombaan pidato. Kira-kira apa ya tema yang cocok ? Bayu mendapatkan sebuah ide untuk temanya, yaitu “Tumpah Darah para pejuang”. Bayu ingin membuat tema itu karena teringat kisah yang diceritakan Ayahnya mengenai Kakek Buyutnya yang dulu ikut berkorban demi mempertahankan Indonesia dari penjajahan. Kakek Buyutnya dan para pejuang lainnya berhasil mengusir Belanda dari Indonesia. Kakeknya berwasiat pada anak-cucunya, “pertahankan kemerdekaan negara kita dan bawalah Indonesia menjadi negara yang berkembang dan maju.” Itulah alasan mengapa Bayu sangat bersemangat dalam belajar, karena dia ingin memimpin negara ini dengan perlakuan adil. Dia ingin menghapus hal-hal yang tidak layak. Seperti kasus korupsi, pencurian, pembunuhan bahkan hal-hal lain yang lebih buruk dari itu.
. . .
Tibalah hari peringatan ulang tahun republik Indonesia. Kini seluruh guru dan murid sedang melaksanakan upacara. Tak berlangsung lama upacara pun telah selesai dilaksanakan. Acara selanjutya adalah pembawaan materi dari Bapak Kepala Sekolah yang dilakukan di gedung Aula pertemuan. Materi yang di bawakan adalah tentang perjuangan pahlawan bangsa.
Setelah pembawaan materi, para murid akan pulang ke rumah dan bersiap untuk lomba esok hari.
. . .
Perlombaan sudah berlangsung sejak pagi tadi. Kini waktu menunjukan pukul sebelas lebih empat puluh satu. Bayu dan Raka baru saja selesai berlomba pidato dan puisi. Kini mereka sedang beristirahat sebelum perlombaan selanjutnya pada siang hari. Siang harinya adalah perlombaan sepak bola dan basket. Bayu akan mengikuti lomba basket sedangkan Raka dia akan mengikuti lomba sepak bola.
Sorenya ialah pengumuman juga sekaligus pembagian hadiah bagi para juara. Bayu berhasil mendapatkan juara 1 lomba pidato, dan mendapatkan juara 2 lomba cerdas cermat.
“Selamat kepada Bayu, perwakilan dari kelas 1 IPA 1, yang mendapatkan juara pertama lomba pidato !” Ucap Panitia sambil menyerahkan penghargaan pada Bayu.
Bayu merasa sangat senang karena bisa mewakili kelasnya. Dengan hal itu, Bayu sangat disenangi oleh teman-temannya. Namun Bayu tidak boleh sombong karena mendapatkan juara satu. Dia harus tetap belajar dan berusaha agar bisa menjadi yang terbaik dari yang terbaik.
Bayu berharap impiannya akan terwujudkan di masa depan nanti. Dan mungkinsaja Bayu akan menjadi Presiden RI pada waktu yang akan datang.
-Tamat-
Karya: M.Lutfi Firdaus(Santri Bina Insan Madani)
This Post Has 0 Comments