Skip to content

HADIS KE-2 ARBAIN NAWAWI

TIGA DIMENSI AGAMA

Oleh Dr. H. Rachmat Soji, Lc., M.A.

عن عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ، إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ، شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ، لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ، وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الْإِسْلَامِ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُومَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلًا»، قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ: فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ، وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ الْإِيمَانِ، قَالَ: «أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلَائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ»، قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ الْإِحْسَانِ، قَالَ: «أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ»، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: «مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ» قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَتِهَا، قَالَ: «أَنْ تَلِدَ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا، وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ»، قَالَ: ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ لِي: «يَا عُمَرُ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ؟» قُلْتُ: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: «فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ» (متفق عليه)

“Dari Sayyidina Umar –rodhiyallahu ‘anhu-, beliau berkata: pada suatu ketika, ketika kami bersama Rasulullah –Shollallahu ‘alaihi wasallam-,  tiba-tiba datang seorang laki-laki yan gsangat putih pakaiannya, sangat hitam rambutnya, tidak terlihat ada bekas perjalanan padanya, dan tidak ada yang meneganlinya seorangpun, sampai duduk pada Rasulullah – Shollallahu ‘alaihi wasallam-, ia menyandarakan lutunya ke lututnya (Rasulllah), dan meletakan dua telapak tangannya pada dua pahanya. Dan ia berkata: Wahai Muhammad, kabarkan padaku tentang Islam? Rasulullah menjawab: Islam adalah Engkau bersakasi bahwasanya tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, dan engkau menegakan shalat, menunaikan zakat, berpuasa dan berhaji dikala engkau mampu. Ia berkata: Engkau benar. Kata Sayyidina Umar: kami heran, dia yang bertana, tapi dia juga yang menilai benar. Ia berkata lagi: kabarkan padaku tentang iman? Rasulullah bersabda: iman adalah Engkau meyakini Allah, malaikatNya, kitab-kitabNya, utusan-utusanNya, hari akhir, dan engkau meyakini takdirNya, yang baik dan yang buruknya, ia bekrata: Engkau benar. Ia berkata lagi: kabarkan padaku, apa itu Ihsan? Beliau menjawab: Ihsan adalah engkau menyembah Allah seakan engkau melihatNya, dan jikalau engkau tidak tidak mampu melihatNya, maka sesungguhnya Ia melihat Engkau. Ia berkata lagi: kabarkan padaku tentang kiamat? Beliau menjawab: yang ditanya tidak lebih tahu darioada yang bertanya. Ia berkata lagi: kabarkan padaku tentang tanda-tandanya? Belia menjawab: engkau melihat orang-orang yang tidak bersendal dan tidak berpakaian, miskin, dan para pengembala kambing saling berlomba-lomba dalam bangunan. Sayyidina Umar bekata: lalau ia pergi, dan kami diam sejenak. Dan Rasulullah bersabda: Wahai Umar, tahukah kamu siapa yang bertanya barusan? Aku menjawab: Allah dan RasulNya lebih tahu. Beliau bersabda: Sesungguhnya ia adalah Jibril yagn datang untuk mengajarkan agama kepada kalian.” (HR. Bukhari & Muslim)

Dalam hadis ini terdapat beberapa hal:

  1. Hadis ini menunjukan agama ini mempunyai tiga dimensi; pertama, dimensi Islam (ketundukan), yaitu segala aturan operasional yang kasar dan nampak, semacam SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam bahasa manajemen modern; kedua, unsur Iman (keyakinan) yaitu segala yang berkaitan dengan keyakinan dan fikiran secmacam Software atau perangkat lunak kalau dalam teknologi modern, yang tidak mungkin perangkat semacam komputer atau smartphone bisa beroperasi tanpa adanya program atau software tersebut; ketiga, unsur ihsan, atau hati (rasa), yaitu segala yang berkaitan dengan pengendalian jiwa manusia, karena manusia mengandung unsur rasa dan hati, maka islam jug aberbicara mengenai pengelolaan rasa dan hati tersebut . tanpa tiga unsur ini keberagaman kita tidak akan berjalan dengan normal dan sempurna.
  2. Pokok atau pilar ketundukan dimanifestasikan dalam lima pilar utama; (1) Syahadat (deklarasi) keyakinan kepada pihak lain, sehingga menunjukan dia siap tunduk dan menjalankan segala aturan agama; (2) Shalat sebagai perangkat jalinan hubungan dengan pihak yang menerima komiten, dengan jalinan yang ketat dan detail. Ketat cara pelaksanaannya dan detail waktu pelaksanaannya. Dengan ini, seseorang teruji komitmen dan deklarasinya; (3) Puasa sebagai pilar pengendalian nafsu dan diri, karena jika seseorang akan melakukan komitmennya, maka dia harus siap bersebrangan dengan nafsunya, kalau tidak, makak pasti tidak bis amenjalankannya dengan baik; (4) Zakat, sebagi pilar dalam komitmen dalam bab harta, karena jika seseoran gmau betul-betul tunduk pada aturan Islam, bukan hanya nafsu makan dan minum yang harus ditundukan, tetapi juga nafsu kepemilikan harta juga harus dikendalikan; (5) ibadah Haji sebagai pilar yang mewakili dan meringkas smeua komitemn, komitmen ketundukan diri, dia harus tandang menghadap panggilan Allah dengan penampilan yang diatur sesedrhana mungkin, sekaligus dengan pengorbanan harta yang harus dinafkahkan.
  3. Pilar keyakinan diwujudkan dalam enam pokok keyakinan; (1) iman kepada Allah sebagai dzat sumber segala sesuatu,baik wuwjud maupun aturannya; (2) iman kepada para nabi sebagai para agen dan utusannya yang membawa segala penjelasan yang diinginkan oleh Allah dari kita, karena tidak pantas harus menemui dan berbicara dengan setiap orang; (3) iman kepada kitab suci yang diturunkan untuk menjadi pedoman hidupnya; (4) iman kepad apara malaikat yang mengemban segala tugas yang detail dan terus menerus dari Allah; (5) iman kepada hari pembalasan dan perhitungan dengan segala konsekuensinya; (6) iman kepada takdir Allah, artinya segalanya sudah diatur dan dikendalikan oleh Allah.
  4. Pilar yang akan mengendalikan hati hanya satu saja, yaotu sebuah perasaan merasa ditatap dan disaksiskan Allah dalam segala tindak-tanduk dan disetiap waktu dan kesemptan. Dengan demikian seseorang tidak mungkn akan menyimpang apa yang sudah dikomitmenkan, jika keyakinan yang ditrunkan ke rasa bahwa Allah terus melihat dan mengetahui, bahkan mencatat dan akan memberikan balasan atas segala prilakunya.
  5. Kiamat adalah rahasia yang Allah spesialkan pengetahuannya, jangankan manusia baisa, par anabi dan malaikatpun tidak dikasih tahun waktunya, hanya diberikan informasi tanda-tandanya. Diantara tanda kiamat yang ada dalam hadis ini adalah seorang wanita budak melahirkan tuannya, dan orang-orang yang telanjang, tak memakai sandal, tidak punya apa-apa berlomba dalam saling meninggikan bangunannya. Sari sekian makna yang dinukil oleh imam Ibnu Hajar (lihat Fathul Bari, 1: 124-125) tentang maksud dari tanda kiamat tersebut, saya cenderung memilih maksud bahwa maksud dari tanda kiamat disini adalah disaat dilanggarnggarnya segala aturan Allah, SWT., dan terbaliknya segala urusan, orang bodoh menjadi pemimpin, dan orang miskin papa sombong adalah gambaran dari terbaliknya segala urusan dan kacaunya akhlak manusia. Hal ini didukung oleh sebuah hadis yang berbunyi:

(لاتقوم الساعة حتى يبعث دجالون كذابون قريبا من ثلاثين كلهم يزعم أنه رسول الله)

Tidak akan terjadi kiamat sampai muncul para penipu dan pendsuta kira-kira 30 orang, semuanya mengaku utusan Allah. (HR. Muslim)

عن حذيفة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (لاتقوم الساعة حتى تقتلوا إمامكم، وتجتلدوا بأسيافكم، ويرث دنياكم شراركم)). رواه الترمذي

Kiamat tidak akan terjadi sehingga kalian membunuh pemimpin kalian, dan memenggal dengan pedang kalian, sehingga dunia kalian diwarisi oleh orang-orang buruk dari kalian. (HR. Tirmidzi)

لاتقوم الساعة حتى لايقال فى الأرض الله الله…(مسلم)

Tidak akan terjadi kiamat, sampai dibumi tidak lagi disebut Allah, Allah. (HR. Muslim)

Kemudian saran saya kajian tanda-tanda kiamat ini tidak boleh mengarah kepada hal-hal yang berbau ramalan dan prediksi, oleh siapapun, dengan alasan apapun, karena ini rahasia Allah (AL-A’raf: 187, Thaha: 52, Al-Ahzab: 63). Tetapi harus dialihkan orientasinya kepada amal apakah yang harus dilakukan dan akan menyelamatkan semua orang dari kegetiran kiamat dan segala konsekuensinya. Seperti yang pernah dipesankan oleh baginda Rasulullah, SAW:

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ السَّاعَةِ، فَقَالَ: مَتَى السَّاعَةُ؟ قَالَ: «وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا» . قَالَ: لاَ شَيْءَ، إِلَّا أَنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ» . (البخاري)

 

Dari Sayyidina Anas, RA., sesungguhnya seorang lelaki pernah bertanya kepada baginda Nabi, SAW., tentang kiamat. Ia berkata, kapan kiamat? Beliau menjawab, apakah yang sudah kamu persiapkan untuknya? Ia menjawab, belum menyiapkan apa-apa, tetapi aku mencintai Allah dan RasulNya, SAW., beliau menjawab, engkau bersama yang engkau cintai. Wallahu A’lam

This Post Has 0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top
WhatsApp WhatsApp us